My Music Show

Jumat, 24 Desember 2010

Petunjuk Konteks


Menilai Kefektifan Petunjuk Konteks
Kemampuan untuk menduga makna suatu kata dari konteksnya tergantung dari petunjuk yang tersedia. Misalnya kalimat “Rambutnya panjang dan terikat dalam bentuk queue (ekor babi)”. Batasan parentesis tersebut meyakinkan bahwa para siswa akan mengetahui apa makna kata queue. Akan tetapi dalam ekspresi “air itu telah membantu” hanya ada ciri sekilas bahwa makna beku akan pantas diduga. Tentu saja kalimat lainnya yang berkaitan dengan eksprei itu mungkin juga mengandung petunjuk-petunjuk konteks.
Berikut ini kita sajikan sejumlah kalimat. Sebaik anda baca setiap butir, taksirlah tingkat kemungkinannya (tinggi, sedang, rendah) bahwa seorang siswa akan mudah menduga makna kata yang dicetak miring atau yang di gari bawahi :
a.       Untuk melepaskan lelah, kami duduk di tepi tebing sambil memakan roti, kue serabi, dan ombus-ombus yang telah di bawa si Ida dari rumah. (tinggi, sedang, rendah)
b.      Di warung di kota kecil Haranggaol di tepi danau Toba itu tersedia berbgai minuman, antara lain : the, kopi, susu, dan tidak ketinggalan tuak yang terbuat dari air enau. (tinggi, sedang, rendah)
c.       Tanggalkan alas kakimu, anak muda, dan duduklah bersila diatas tikar ini ! (tinggi, sedang, rendah)
d.      Pada setiap hari Rabu, di Haranggaol banyak dijual ikan dari Danau Toba, antara lain ikan ems, ikan mujair, dan juga jurung-jurung yaitu semacam ikan mas berwarna hitam. (tinggi, sedang, rendah)
e.       Para pedagang  dari Pulau Samosir datang ke Haranggaol menaiki kapal, motor boat, dan solu yang terbuat dari kayu. (tinggi, sedang, rendah)
f.       Di rumah makan di Haranggaol tersedia nasi beserta lauk pauk ikan dan daging, tetapi tidak tersedia lalap yaitu sayuran mentah yang dapat diulam seperti di Jawa Barat. (tinggi, sedang, rendah)
g.      Pada sore harinya, rombongan kami meninggalkan Haranggaol. Kami bersalaman dengan pengurus pasanggrahan sambil mengucapkan horas yang berarti selamat. (tinggi, sedang, rendah)
h.      Kami menaiki bis, meninggallkan Tao Toba dengan penuh kenangan sambil menyanyikan lagu O, Tao Toba. (tinggi, sedang, rendah)
i.        Di Desa Purba rombongan kami berhenti sebentar melihat rumah bolon yang merupakan rumah adat tradisional masyarakat Simalungun. (tinggi, sedang, rendah)
j.        Di kota kecil Brastagi di Tanah Tinggi Karo rombongan berhenti sebentar menghirup udara segar sambil membeli buah-buahan untuk dimakan di jalan, dan sayur-sayuran buat oleh-oleh seperti tomat, kol, wortel, bit, andebi, dan tangho. (tinggi, sedang, rendah)
Dalam kasus andebi (pada butir j), pembaca hanya memperoleh makna umum kata itu dengan mengklasifikasikannya ke dalam sayur-sayuran (seperti tomat, kol, wortel, bit, dan tangho).

Petunjuk Konteks Intern
Penellitian yang diadakan oleh Edgar Dale beserta rekan-rekannya menunjukkan “bahwa banyak siswa dari kelas IV sampai kelas XII belum belajar mempergunakan petunjuk-petunjuk intern untuk membantu mereka mengira-ngira atau menduga makna kata. Metode petunjuk konteks intern tidak dipergunakan karena para siswa tidak diajar sejak dini dan secara reguler bahwa prefiks, akar kata, infiks, dan sufiks mengandung makna. Akan tetapi, melalui suatu pendekatan yang bersistem bagi telaah akar kata dan afiks dalam berbagai tingkatan kelas, maka para siswa dapat mempelajari sejumlah bagian kata utama; mereka dapat dengan mudah menerima kebiasaan menganalisis kata-kata dengan cara memecahnya menjadi bagian-bagian yang mengandung makna.
Para siswa yang diberi kesempatan untuk menemukan bahwa prefiks a, tuna berarti “tidak; tanpa” akan segera memperoleh gagasan negasi atau pengingkaran kalau gagasan negasi atau pengingkaran kalau mereka melihat atau membaca kata-kata :
Asusila                                                  tuna-susila
Amoral                                                  tuna-wisma
                                                              Tuna karya
Bagian-bagian kata utama dari kata-kata yang telah diketahui seperti oto “sendiri” dalam otomobil “bergerak sendiri” merupakan suatu cara yang efektif untuk mengalihkan pengetahuan kepada kata-kata lain yang mengandung makna “sendiri”, seperti :
Otograf                                otomatis                          otodidak
Otobiografi                          otocratis
Begitu juga halnya dengan tele yang berarti “jauh” dalam kata-kata:
Televisi                                 telegram
Telefon                                 telepati
Mengetahui sufiks utama dapat juga memberikan suatu petunjuk bagi klasifikasi umum sesuatu kata. Sekali sang siswa mempelajari bahwa wan, wati pada akhir kata berarti “orang yang mempunyai profesi” (masing-masing bagi jenis kelamin pria dan wanita), maka dia dapat menerapkan konsep tersebut pada sejumlah kata lain, seperti :
Budayawan                          budayawati
Karyawan                             karyawati
Sastrawan                             sastrawati
Biarawan                              biarawati
Peragawan                            peragawati
Olahragawan                        olahragawati
Begitu pula halnya ette (et) yang berarti “kecil seperti pada kata-kata :
Opelet                                  operette
Novelet                                towelette
Pengetahuan akan penggunaan petunjuk konteks intern akan terasa pentingnya bila sang guru membaca sekilas bahan-bahan yang segera akan dibaca oleh para siswa. Kalau bahan bacaan itu kian bersifat lebih abstrak, maka kian sulit pulalah menentukan makna kata-katanya, sebab kian banyak pula jumlahnya, kian banyak pula gabungan kata dasar dan afiks yang dipergunakan.
Sebagai contoh kita ambil kata dasar tulis, baca dan berbagai kemungkinan penggabungannya dengan afiks yang terdapat dalam bahasa Indonesia :
Tulis :
Penulis                             tulisan                                penulisan
Menulis                            tulisi                                   menulisi
Ditulis                              tuliskan                              menuliskan
Tertulis                                                                       tertulisi
                                                                                   Tertuliskan
                                                                                   Ditulisi
Tulis-menulis                                                              dituliskan
Baca :
Pembaca                          bacaan                                pembacaan
Membaca                         bacai                                  membacai
Dibaca                             bacakan                              membacakan
Terbaca                                                                      dibacai
                                                                                   Dibacakan
                                                                                   Terbacai
Baca-membaca                                                           terbacakan
                                                                                   Keterbacaan
Agar para siswa dpat memanfaatkan petunjuk konteks intern ini secara efektif sudah barang tentu diperlukan latihan terbimbing yang menandai baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Peranan sebgai guru dalam kegiatan ini sangat penting. Dengan kata lain, latihanlatihan dapat menolong para siswa untuk mengklasifikasikan serta membantunya mengkonseptualisasikan kata tertentu. Sang siswa mengkategorisasikan sebelum dia mendiskriminasikan kata-kata tertentu. Sebagai sontoh, anak kecil dapat saja memanggil semua pria papa (dia mengkategorisasikan) sebelum dia membedakan antara ayahnya dan pamannya (dia mendiskriminasikan).
Para guru dapat menolong para siswa meningkatkan keterampilan kosakata mereka dengan cara membimbingnya berlatih dan belajar bersistem.

Mengajarkan Penggunaan Petunjuk Konteks
Para guru dapat mempergunakan isi dalam pelajaran-pelajaran yang disajikan ataupun mempergunakan bentuk pelajaran itu serta mengisinya sesuai dengan pendapat mereka. Perlu diingatkan di sini bahwa isi pelajaran di bawah ini tidak tertuju pada kelas tertentu bersifat umum saja.
A.      Latihan-latihan berikut ini bermaksud mneguji kemampuan siswa untuk mengisi titik-titik dengan kata atau bagian kata yang sesuai dalam suatu konteks yang berisi petunjuk-petunjuk ekstern dan intern. Dengan mempergunakan petunjuk-petunjuk yang digaris bawahi atau dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini, para siswa dapat mengisi titik-titik (atau kekosongan) itu dengan kata yang serasi.
1)      Besok Ani berusia 17 tahun. Kami bermaksud memberinya hadiah ulang tahun.
2)      Para siswa SPGN Kbanjahe diwajibkan tinggal di asrama yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah.
3)      Pemerintahan yang dilakukan oleh rakyat disebut demokrasi.
4)      Jojon berbakat musik. Dia menjadi anggota suatu orkes di Bandung.
5)      Masyarakat di sekitar danau Toba mempergunakan kapal dan perahu sebagai sarana perhubungan.
6)      Ayah dan ibu Didi telah meninggal dunia. Dia disebut anak yatim piatu.
7)      Eli selalu membantu ibunya di rumah. Dia memang anak yang rajin.
8)      Paman saya senang menolong orang yang kesusahan. Di kampung kami dia terkenal sebagai orang yang sosial.
9)      Nenek saya kini berusia 102 tahun. Dia termasuk orang yang panjang umur.
10)  Ayah baru pulang dari Negeri Belanda. Dia membawa oleh-oleh buat kami sekeluarga.
B.       Latihan-latihan berikut ini mengandung petunjuk-petunjuk konteks yang dipergunakan dengan makna-makna akar kata atau afiks. Dalam hal ini para siswa mempergunakan konteks ekstern ditambah dengan petunjuk-petunjuk akar kata atau afiks untuk mengisi titik-titik yang kosong. Para siswa dapat menemui jawabannya pada pinggir kanan halaman dan memeriksa pekerjaannya sendiri.
1)      Indonesia menjual minyak bumi ke Jepang, Indonesia mengeskport minyak bumi.
2)      Para ilmuwan mellihat kuman melalui suatu alat yang dapat membesarkan benda kecil. Mereka melihat kuman melalui mikroskop.
3)      Ilmu yang mempelajari bentuk kata sesuatu bahasa disebut morfologi.
4)      Di II IP Bandung sedang berlangsung penataran pengajaran bahasa. Pak Tarigan adalah salah seorang yang turut menatar di situ. Dia disebut penatar tatar dan orang-orang yang ditatar itu disebuut petatar.
5)      Morse menciptakan suatu alat yang dapat mengirim pesan ke tempat yang jauh dengan kabel. Morse menciptakan telegraf.
6)      Anak itu sangat lamban, tidak mau bekerja membantu ayahnya di kebun. Anak itu pemalas.
C.       Selanjutnya kita dapat pula merencanakan latihan yang bermaksud untuk mendidik diri sendiri serta memeriksanya sendiri yang dilakukan oleh siswa. Berikut ini para siswa membaca kalimat-kalimat serta mengisi titik-titik yang kosong. Jawaban bagi setiap soal terdapat pada pinggir kiri halaman dan mereka dapat mmeriksa serta menyesuaikan jawaban yang telah mereka buat.
1)      Air sungai Citarum meluap menggenangi desa-desa dipinggirnya. Luapan air ini sering menyebabkan banjir.
Desa-desa di pinggiran sungai Citarum itu sering kebanjiran.
Meluap menggenangi berarti membanjiri.
2)      Orang Cina sembahyang dalam pagoda kuno. Pagoda barangkali menyerupai gereja ataupun kelenteng.
Sebagai contoh dalam kalimat (1) di atas, frase meluap menggenangi memberi suatu petunjuk bagi makna banjir. Dalam kalimat (2) kata sembahyang menolong kita untuk meramalkan kemungkinan makna pagoda.
Akan tetapi dalam kenyataannya, petunjuk-petunjuk bagi makna kata-kata tidak selalu ada. Sebagai contoh dalam kalimat “Dia berjalan dengan rasa malas memasuki ruangan rapat itu” belum terdapat petunjuk yang dapat menolong kita untuk meramalkan makna “dengan rasa malas”. Apakah frase itu berarti “lamban, segan, marah, tidak bergairah, penuh harapan, penuh hasrat, atau benci?”
Para siswa dapat berlatih mencari serta menemukan petunjuk-petunjuk konteks dalam kalimat berikut ini :
3)      Ellynoor merasa teranjung karena dia diterima menjadi mahasiswa pada Univrsitas Gadjah Mada tanpa ujian saringan. Teranjung berarti senang hati gembira.
4)      Dalam beberapa hari ini penyakitnya sangat kritis. Dokter yang merawatnya pun telah kewalahan. Kritis berarti tiada harapan lagi atau gawat.
5)      Belakangan ini Edi terlihat sangat simpati kepada Ani. Kami sekeluarga ingin tahu apa yang menyebabkan minatnya begitu besar kepada Ani.
6)      Dia merasa terpukul dengan ucapan saya yang kasar itu di muka umum. Terpukul berarti mendapat malu atau terhina.
D.      Dalam latihan berikut ini para siswa disodori dengan kalimat yang berisi kata-kata dalam konteks dan mereka diminta untuk mencari maknanya. Para siswa menggaris bawahi pilihannya yang terbaik.
1)      Panca Sila adalah falsafah Negara Republik Indonesia. Panca Sila berarti
a.       Dua asas
b.      Lima asas
c.       Tujuh asas
2)      Sang Saka Merah Putih, Bendera Indonesia, disebut juga Dwiwarna, yang berarti :
a.       Dua warna
b.      Tiga warna
c.       Satu warna
3)      Segala keputusan diambil oleh pimpinan kami dalam waktu sekilas, yaitu dalam waktu
a.       Lama
b.      Agak tepat
c.       Singkat
4)      Wanita-wanita yang melacurkan dirinya disebut wts yang merupakan singkatan dari
a.       Wanita tanpa sayang
b.      Wanita tanpa suami
c.       Wanita tuna susila
5)      Tadi pagi ayahnya telah menutup mata buat selama-lamanya atau dengan kata lain telah
a.       Sembuh
b.      Meninggal dunia
c.       buta
6)      Setiap pulang dari perlawatan ke luar kota, ayah tidak pernah lupa membawa buah tangan atau
a.       Oleh-oleh
b.      Buah-buahan
c.       Jam tangan
7)      Pemerintah berusaha sekuat daya mendidik anak-anak yang putus sekolah menjadi wiraswastawan. Wiraswasta berarti :
a.       Berusaha dengan bantuan orang lain
b.      Berusaha di atas kaki sendiri
c.       Berusaha untuk orang lain
E.       Sekarang para siswa disuruh menjodohkan kata-kata yang ada pada kolom A dengan kolom B untuk menguji lebih lanjut pemahaman mereka terhadap kata-kata di luar konteks.
Jawaban
A
B
1.      d
2.      i
3.      n
4.      k
5.      a
6.      e
7.      l
8.      c
9.      g
10.  b
11.  f
12.  o
13.  j
14.  q
15.  r
16.  z
17.  w
18.  t
19.  y
20.  v
1.      Plot
2.      Tuna rungu
3.      Dasawarsa
4.      Sintaksis
5.      Fiksi
6.      Sanjak
7.      Konotasi
8.      Tuna karya
9.      Sajak
10.  Majas
11.  Polusi
12.  Makam
13.  Bunga
14.  Sport
15.  Danau
16.  Dwiwarna
17.  Andalas
18.  Indonesia
19.  Ujung Pandang
20.  Karo
a.       Cerita rekaan
b.      Gaya bahasa
c.       Pengangguran
d.      Alur
e.       Persamaan bunyi
f.       Pencemaran
g.      Puisi
h.      Sastra
i.        Tuli
j.        Kembang
k.      Tata kalimat
l.        Nilai kata
m.    Linguistik
n.      Dekade
o.      Kuburan
p.      Samudera
q.      Olah raga
r.        Tasik
s.       Medan
t.        Nusantara
u.      Kalimantan
v.      Batak
w.    Sumatera
x.      Jawa
y.      Makassar
z.       Sang saka merah putih

Demikianlah beberapa teknik khusus mengajarkan penggunaan petunjuk-petunjuk konteks yang dapat dilakukan oleh para guru di dalam kelas. Kuantitas dan kualitas latihan dapat disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

2 komentar:

  1. How do sports betting work? - Sporting 100
    In sports betting, your team must choose the sports they are betting on and that team must be bettors 사설 토토 사이트 to correctly predict the outcome of a sporting event.

    BalasHapus
  2. Casino Review 2021 | JTHub
    Detailed Casino Information - Find the 계룡 출장마사지 ✓2021 Casino Review on JTHub! Casino 부천 출장샵 is 충청남도 출장안마 a Licensed Online 청주 출장안마 Casino and a member of the World 강원도 출장마사지

    BalasHapus